Tanoto Foundation Kabupaten Wonogiri menggelar Training of Trainer (ToT) Ragam Aplikasi yang Mendukung Pembelajaran Jarak Jauh bagi Fasilitator Daerah (Fasda) Program Pintar Tanoto Foundation Kabupaten Wonogiri. Acara ini dilaksanakan selama dua sesi. Sesi pertama dilaksanakan pada hari Senin, 13 April 2020 dan sesi kedua pada hari Kamis, 16 April 2020 dengan menggunakan Webex. Kegiatan yang diikuti oleh 40 peserta ini dibuka oleh Koordinator Provinsi Program Pintar Tanoto Foundation, Nurkolis dan diikuti juga oleh Kasi PTK SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri, Stefany Agung Sedayu, S.Sos.
Dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19, pemerintah menegaskan bahwa pelaksanaan pendidikan dilakukan secara daring (jarak jauh) selama masa darurat penyebaran Covid-19. Akan tetapi hal tersebut tidak mudah dilaksanakan. Tidak sedikit penyelenggara pendidikan yang belum memiliki pengetahuan dan kemampuan yang cukup dalam menggunakan teknologi untuk mendukung terlaksananya pembelajaran secara daring. Dengan adanya kegiatan ToT yang digagas oleh Tanoto Foundation ini, diharapkan peserta dapat memilih aplikasi/platform yang paling memungkinkan dan sesuai dengan kondisi di tempatnya dan mampu memanfaatkan aplikasi/platform untuk mendukung proses pembelajaran secara daring.
Materi yang disampaikan oleh fasilitator Tanoto Foundation, Seno M Daud, Saiful Huda Shodiq dan Dyah Karyati ini meliputi Ragam Aplikasi/platform yang Mendukung Pembelajaran Jarak Jauh, Manajemen Pembelajaran Jarak Jauh, Lesson Study Jarak Jauh dan Pendampingan Kepala Sekolah dalam Mendukung Pembelajaran Jarak Jauh.
“Dengan adanya ToT Ragam Aplikasi untuk pembelajaran jarak jauh ini, Fasda mampu menyikapi kendala pembelajaran akibat penyebaran Covid-19 dengan menerapkan pembelajaran menggunakan aplikasi yang sesuai dengan kondisi dan tentunya mempermudah guru untuk mengirimkan tugas, rangkuman pembelajaran ataupun evaluasi kepada siswa”, kata Hardiyanti, Fasda dari SD Negeri 2 Bulusulur.
Manfaat ToT ini juga dirasakan oleh Fasda Yulianita, MIM Sedayu Pracimantoro. Menurutnya ToT ini membawa banyak manfaat luar biasa. Guru dapat melaksanakan pembelajaran daring dengan banyak cara dan banyak aplikasi, kedua kita dapat tetap mengelola proses pembelajaran dengan baik, dan ketiga lebih berpengalaman dalam menggunakan aplikasi pembelajaran daring. Pendapat tersebut diperkuat oleh Pengawas SMP, Lulis Ambarwati yang menyatakan bahwa kegiatan ini dapat menambah wawasan tentang bentuk dan pelaksanaan pembelajaran daring.Meskipun banyak manfaatnya, pelaksanaan ToT daring juga menemui beberapa kendala seperti sinyal, dan belum semua peserta menguasai teknik ToT daring serta sulitnya mengubah pola pikir guru bahwa pembelajaran hanya dapat dilaksanakan dengan lancar melalui tatap pembelajaran langsung.
“Kita dipaksa untuk mengubah cara kerja kita, diantaranya cara belajar mengajar di sekolah yang awalnya face to face menjadi daring atau jarak jauh. Tidak ada pilihan lain Ketika pandemic Covid-19 saat ini. Karena itu, faktor-faktor penyebab kegagalan utama dalam pembelajaran daring harus diminimalkan. Misalnya faktor interaksi dan struktur materi yang belum sistematis dan terukur”, ungkap Koordinator Program Pintar Tanoto Foundation Jawa Tengah, Dr. Nurkolis, M.M.
Nurkolis menyebutkan, menurut hasil survei, penggunaan gawai oleh anak-anak saat ini telah mencapai 95%, sehingga kemungkinan tidak ada kendala dalam pelaksanaan pembelajaran daring. Oleh karena itu, melalui pelatihan pembelajaran jarak jauh ini, fasilitator dari program Pintar akan dilatih beberapa aplikasi yang dapat dimanfaatkan, faktor pengelola dan audiens yaitu guru dan siswa, etika dalam teleconference, penugasan yang menggunakan unsur Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi (MIKIR), serta cara membuat materi yang terstruktur namun sesuai dengan arahan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
“Tingkat kegagalan pembelajaran daring paling tinggi 80% dan paling rendah 20%. Hal ini terjadi karena faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan. Kedua, yang paling penting proses interaksi. Selama ini interaksinya face to face. Strategi mengaktifkan siswa dalam pembelajaran daring menjadi sangat penting. Interaksi ini akan menunjukkan motivasi siswa terhadap proses pembelajaran daring. Di interaksi inilah yang menentukan keberhasilan atau kegagalan dalam pembelajaran daring”, tutup Dr. Nurkolis, M.M. (ARP)
1 komentar
Fatkhul Munir, S.Pd.I, M.Pd.I, Jumat, 17 Apr 2020
Semangat belajar dalam situasi dan kondisi bagaimanapun, sehingga kesulitan dianggap sebagai tantangan.