Segitiga restitusi menjadi materi lanjutan Substansi Program Guru Penggerak pada Paket 2 Pertemuan 2 KKG Gugus Ahmad Yani. KKG dilaksanakan secara luring pada Kamis, 9 Maret 2023 pukul 12.15 sampai 14.00 WIB bertempat di SDN 2 Tirtomoyo. Acara dibuka oleh pembawa acara, Lilis dengan mengajak berdoa bersama.
Acara dilanjutkan dengan materi inti dari narasumber yaitu Normareta Niatama, CGP A7 dari Tirtomoyo sekaligus Kepala Sekolah SD Negeri 3 Tirtomoyo. Norma mengawali materi dengan memberikan kasus-kasus pemantik setuju/tidak setuju penghargaan dan hukuman dapat mendisiplinkan siswa?. Kemudian beliau memaparkan kasus apakah termasuk hukuman atau konsekuensi? Pemaparan kasus yang terakhir adalah komparasi antara hukuman, konsekuensi dan restitusi.
Norma melanjutkan materi tentang segitiga restitusi dan memberikan contoh-contoh kasus untuk disimulasikan rekan-rekan guru hebat KKG Gugus Ahmad Yani. Simulasi ini bertujuan guru semakin memahami tindakan atau sikap perlakuan dalam menangani siswa menggunakan segitiga restitusi. Antusiasme rekan guru dalam memperagakan kasus segitiga restitusi ternyata mampu membuat suasana menjadi lebih bersemangat dan tercerahkan.
Di akhir pertemuan, Norma menyampaikan bahwa mungkin pemahaman awal tentang restitusi ini membuat bapak/ibu guru merasa ribet dalam merespon tindakan siswa. Namun, jika kita pelajari lebih dalam dan kita praktikkan, maka pasti akan berdampak baik terhadap perubahan paradigma pendidikan, terlebih kita sebagai guru dasar, pondasi perubahan untuk masa depan.
Kegiatan diakhiri permohonan maaf dari Ema Harwati, Wakil Ketua KKG Gugus Ahmad Yani, karena lokasi KKG yang biasanya di sekretariat KKG Gugus Ahmad Yani, SD Negeri 1 Tirtomoyo, harus pindah ke SDN 2 Tirtomoyo karena pemadaman listrik yang ada di daerah Tirtomoyo. Beliau juga mengapresiasi kehadiran Bapak/Ibu guru hebat yang selalu bersemangat menghadiri pertemuan KKG. “Semoga materi yang disampaikan narasumber yaitu segitiga restitusi bisa memberikan wawasan baru untuk kita dalam mengubah paradigma pendidikan, minimal merubah bagaimana kita mendidik murid di kelas”, kata Ema. Beliau juga menghimbau untuk segera diimplementasikan dalam kelas, perubahan harus segera dimulai dari diri kita sendiri.