
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UNS menyelenggarakan kegiatan Koordinasi Abdimas UNS-Karangtengah melalui zoom meeting pada Sabtu (3 Juli 2021). Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua LPPM UNS, Okid Parama Astirin. Dalam paparannya beliau menyampaikan bahwa tahun ini UNS meluncurkan tiga Program Pengabdian Masyarakat. Program tersebut adalah Peningkatan Produksi Pengolahan Minuman Herbal (Temboro Herbal), Peningkatan Produksi dan Pengolahan Kopi Temboro, dan Pengembangan Kawasan Wisata Hutan Pinus Mantren Temboro.
Ketua LPPM UNS menyampaikan bahwa pada tahun pertama ini akan memberikan bantuan alat/mesin untuk produksi pengolahan, pelatihan operasional mesin, sampai dengan pendampingan marketing. Sedangkan untuk pengembangan kawasan wisata, UNS memberikan bantuan berupa rancang desain landscape, papan nama, dan pengembangan publikasi media. Tentu saja program ini tidak cukup dilaksanakan dalam satu tahap, sehingga ke depan akan terus dikembangkan secara berkelanjutan.
Produksi minuman herbal (jahe, kunyit asam, beras kencur, dan temulawak) yang dikembangkan saat ini merupakan bagian dari program Parenting Berbasis Kearifan Lokal (Parsial) SD Negeri 1 Temboro yang diluncurkan pada November 2019. Orang tua siswa dilibatkan dalam pembelajaran berupa life skill. Orang tua diajak untuk mengajarkan kepada anak-anak dalam memanfaatkan potensi lokal yang ada di Karangtengah. Kebetulan produk empon-empon di Karangtengah melimpah. Sudah dua tahun program ini berjalan, mulai dari membuat komposisi, mengembangkan bumbu yang pas, sampai dengan belajar dalam hal pengemasan. Pemasaran sudah banyak ke luar kota, bahkan sering kita kirim ke luar provinsi. Alhamdulillah Program Parsial ini menjadi salah satu inovasi daerah untuk mendukung Pemkab Wonogiri dalam IGA (Indonesia Government Award) 2021, ungkap Eko Siswanto, Kepala SD Negeri 1 Temboro.
Produk pengolahan kopi dipimpin oleh Sarmin, pengusaha sekaligus Ketua Komite SD Negeri 1 Temboro. Sebenarnya sudah lama tanaman kopi banyak dijumpai dan berada di Karangtengah. Bahkan sejarahnya sejak zaman penjajahan Belanda, Karangtengah merupakan kebun kopi. Oleh karena itu, ini akan kita gali lagi menjadi salah satu identitas Karangtengah untuk mengangkat ekonomi warga, ungkap Sarmin.
Program pengembangan wisata dikelola oleh karang taruna desa Temboro yang digawangi oleh Rengga Prasetya. Para pemuda siap mengembangkan kawasan hutan pinus Mantren. Karang taruna akan mengonsep wilayah ini sebagai pintu gerbang masuk Karangtengah yang unik. Spot selfie, wahana bermain anak, wahana edukasi, serta shelter untuk penjualan produk UMKM Karangtengah. Tentunya hal ini perlu dukungan semua pihak sekaligus konsistensi periode jangka panjang.
Tim UNS menerjunkan berbagai fakultas untuk ikut mendukung program jangka panjang ini. Antara lain Fakultas Ekonomi dan Bisnis (Catur Sugiarto), Fakultas teknik (Herman), FKIP (Rahning), LPPM UNS (Okid dan Adi Ratriyanto), dan beberapa fakulas lain yang terlibat. Program ini mendapat dukungan penuh dari Kepala Desa Temboro dan Camat Karangtengah. Program ini diharapkan dapat memberikan efek ekonomi dan sosial lebih luas lagi kepada masyarakat Karangtengah.