Anak usia SD saat ini memiliki potensi yang kurang terarahkan. Termasuk juga peserta didik di SD Negeri 3 Pokoh Kidul. Pihak sekolah berupaya memberikan sebuah “treatmen” atau layanan yang nantikan akan bermanfaat bagi perkembangan pendidikan karakter peserta didik. Program inovasi yang dirasa mampu memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan peserta didik adalah Bangga Gunakan Bahasa Jawa (Bangun Baja).
Rancangan dari inovasi yang akan diaplikasikan pada peningkatan kemampuan bahasa Jawa sebagai sarana komunikasi yang harus di terapkan sesuai perkembangan jaman. “Keprihatinan terhadap meredupnya penggunaan bahasa Jawa dalam keluarga dan masyarakat memantik kami dalam melaksanakan dan membiasakan bahasa ibu (bahasa Jawa) menjadi inovasi yang nantinya dapat berdampak baik bagi perkembangan anak” komentar dari Bapak Widodo selaku Kepala sekolah SDN 3 Pokoh Kidul (Sabtu, 19/10/2021).
Pelaksanaan program inovasi Bangun Baja dengan penerapan bahasa ibu dalam pelestarian bahasa Jawa di abad 21 dilakukan disekolah dengan cara memberikan tambahan pendidikan karakter dan peningkatan literasi. Pada tahun 2020 SD Negeri 3 Pokoh Kidul mengadakan lomba cipta geguritan dalam rangka memperingati Hari Kartini. Dengan memberikan pendampingan dan penguatan keterampilan bahasa Jawa (membuat geguritan) pada kelas 4 maka sekolah membentuk program inovasi yang lebih terkoordinasi sehingga kegiatan pendampingan ataupun bimtek bahasa Jawa ini dapat dijadikan salah satu program yang menjadi pelopor dan daya tarik khususnya masyarakat di Pokoh Kidul dalam melestarikan bahasa Jawa. Adapun pendampingan (Bimtek) dilakukan oleh berbagai narasumber dari berbagai kalangan, dari dari pihak sekolah maupun tokoh masyarakat.
Meskipun dalam pelaksanaan Bintek yang pertama dilakukan secara daring melalui aplikasi google meet dikarenakan kondisi lingkungan yang sedang dalam masa Pandemi Covid-19 tidak mengurangi antusias dan semangat peserta didik dalam mengikuti kegiatan Bangun Baja. Bintek Pertama ini memberikan materi berupa unsur -unsur penyusunan Geguritan secara sederhana dan tips dan kiat membacakan geguritan. Sedangkan bimtek kedua menghadirkan tokoh masyarakat dengan materi manfaat dan motivasi dalam melestarikan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari – hari ditambah dengan Materi tentang peranan budaya Jawa terhadap era digital yang disampaikan oleh Bapak Widodo.
Harapan kami menjadikan Program ini sebagai salah satu wujud pengabdian dalam melestarikan kebudayaan khususnya budaya Jawa melalui geguritan yang ditampilkan sebagai hasil karya anak. Tidak hanya itu, di masa yang akan datang generasi muda sekarang inilah yang akan membawa kebudayaan Jawa akan terus berkembang menjadi lebih baik lagi.
Menurut Adytya Nopriyanto program Bangun Baja ini memiliki berbagai tujuan, diantaranya melestarikan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari-hari, meningkatkan kemampuan literasi basa Jawa pada anak dan menumbuhkan minat peserta didik terhadap kebudayaan Jawa (Geguritan).
Bapak Widodo menambahkan manfaat dari program inovasi ini adalah Meningkatkan kemampuan interaksi bahasa Jawa dalam kehidupan sehari- hari di masyarakat. Peserta didik mampu menghasilkan karya sastra jawa berupa Geguritan. Melestarikan karya sastra baik tulis maupun lisan menggunakan bahasa Jawa dalam bentuk geguritan dan dongeng anak dengan tujuan membiasakan anak menjadi generasi yang tanggap akan terus “nguri- uri budaya jawa”.