Tanoto Foundation selama dua tahun terakhir telah mewarnai dunia pendidikan di Kabupaten Wonogiri. Banyak kegiatan yang telah dilakukan, salah satunya adalah kegiatan pendampingan MGMP di Kabupaten Wonogiri, utamanya untuk 5 mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, IPA, dan IPS.
Khususnya untuk pendampingan di MGMP Bahasa Indonesia, Tanoto Foundation mengadakan pertemuan pendampingan MGMP terkait Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dalam empat pertemuan secara virtual. Kegiatan dilaksanakan pada Rabu (5/8), Kamis (6/8), Sabtu (8/8), dan Senin (10/8). Dalam empat pertemuan itu dibahas terkait penentuan platform PJJ, penyusunan RPP daring maupun luring, penyiapan bahan RPP daring maupun luring, dan simulasi pembelajaran daring maupun luring. Serangkaian pertemuan secara vicon ini diikuti oleh 30 guru bahasa Indonesia yang tersebar dalam 5 subrayon, dengan difasilitasi oleh dua Fasda Tanoto Foundation untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu Sriyono M.Pd. dan Rina Istiqomah Kustanti, M.Pd.
Hari pertama kegiatan, diawali dengan acara pembukaan yang dihadiri oleh seluruh peserta kegiatan yaitu guru terpilih yang mewakili 5 subrayon di Wonogiri. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri, Kasi PTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri, serta dari pihak Tanoto Foundation dihadiri oleh Dr. Nurkolis, M.M., selaku Provincial Coordinator Program PINTAR Jawa Tengah. Dr. Nurkholis, M.M. dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Tanoto Foundation melalui program PINTAR mendukung MGMP sebagai salah satu wadah untuk menyatukan gerak langkah dan mengendalikan keseluruhan profesi.
Lebih lanjut Dr. Nurkholis, M.M. menegaskan bahwa organisasi profesi sangat berperan penting dalam meningkatkan kesadaran, mutu, sikap, dan kegiatan profesi guru serta meningkatkan kesejahteraan guru. “Dalam situasi pandemi seperti ini, mari kita tetap berkarya tetap berupaya untuk meningkatkan profesionalitas kita sebagai guru walaupun tantangannya semakin berat. PJJ harus dilaksanakan dengan baik, maka dalam kegiatan ini dapat digunakan sebagai pembekalan terkait PJJ yaitu antara lain pemilihan platformnya, penyusunan RPP, dan penyusunan bahan-bahan untuk pembelajaran baik daring maupun luring,” tuturnya.
Sambutan berikutnya sekaligus membuka acara adalah dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri Dr. Dra. Yuli Bangun Nursanti, M.Pd. Dalam awal sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Tanoto Foundation, yang telah mengadakan acara yang sangat bagus dan bermanfaat terkait kegiatan MGMP. Kegiatan pendampingan MGMP ini mudah-mudahan dapat digunakan sebagai ajang guru-guru mapel bahasa Indonesia khususnya untuk dapat berbagi ilmu dan wawasan terkait yang sekarang tengah kita laksanakan yaitu Pembelajaran Jarak jauh. “Kita harus selalu berkreasi dan berinovasi dalam kondisi pandemi Covid-19 ini. Ada tiga tugas pokok utama bagi guru yang harus diperhatikan, yaitu: apa yang harus disampaikan guru saat PJJ, siapa saja profil komponen PJJ (siswa, keluarga siswa, guru, dan lain-lain), dan bagaimana implementasi PJJ yang baik,” katanya.
Beliau mengajak kepada Bapak Ibu guru peserta kegiatan untuk dapat mengikuti serangkaian acara dari awal sampai akhir dan nantinya dapat mengimplementasikan hasilnya pada kegiatan pembelajaran.
Serangkaian acara pembukaan telah selesai maka dilanjutkan pada kegiatan yang pertama yaitu tentang penentuan platform PJJ yang difasilitasi oleh Fasda Tanoto untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Rina Istiqomah Kustanti, M.Pd. Sebagai pengantar, Fasda mengajak peserta untuk menggali lebih dalam tentang PJJ. “Bentuk-bentuk PJJ mencakup pembelajaran online, pertemuan online, alat penilaian online, dan sumber belajar online. Dari setiap bentuk-bentuk tersebut, memiliki platform yang baragam pula yang dapat kita pilih untuk pembelajaran sesuai kemampuan dan kondisi masing-masing,” ungkapnya. Pada akhir kegiatan hari pertama, Fasda menyilakan perwakilan peserta dari masing-masing subrayon untuk berbagi cerita tentang PJJ khususnya tentang platform yang dipilih.
Pertemuan hari kedua, yaitu pada Kamis (6/8), hal yang akan dibahas adalah tentang penyusunan RPP daring yang difasilitasi oleh Fasda Tanoto untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia, Sriyono, M.Pd. Pada hari kedua ini, Fasda mengajak seluruh peserta untuk berdiskusi terkait skenario pembelajaran atau RPP untuk Pembelajaran Jarak Jauh ini. “Hal yang melatarbelakangi mengapa kita perlu membahas terkait RPPJJ ini adalah masih terdapat praktik pembelajaran yang perlu atau masih dapat ditingkatkan kualitasnya serta peningkatan kualitas pembelajaran perlu terus dilakukan agar mencapai hasil belajar siswa yang optimal walaupun di tengah suasana pandemi Covid-19,” jelasnya.
Selanjutnya, Fasda mengajak peserta untuk mengingat kembali unsur pembelajaran aktif yaitu MIKiR (Mengalami, Interaksi, Komunikasi, dan Refleksi) dan juga terkait pemberian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang PIT (Produktif, Imajinatif, dan Terbuka). Unsur pembelajaran aktif dan penyusunan LKPD yang PIT digunakan sebagai modal untuk menyusun RPP yang terdiri dari tiga komponen yaitu tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan penilaian. Di akhir kegiatan hari kedua, Fasda membersamai peserta untuk menyusun RPP PJJ baik untuk kelas VII, VIII, dan IX.
Pertemuan hari ketiga, yaitu pada Sabtu (8/8) yang membahas tentang penyiapan bahan RPP PJJ serta mempresentasikan RPP PJJ yang telah disusun. Pada pertemuan ini, didampingi oleh Sriyono, M.Pd. selaku Fasda Tanoto Foundation untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia. Fasda menyilakan peserta untuk mempresentasikan RPP PJJ yang telah disusun pada forum ini secara runtut dari kelas VII, VIII, dan IX. Pada forum diskusi peserta dengan difasilitasi Fasda dapat bertukar pikiran terkait RPP PJJ dan dapat saling memberi masukan saran sehingga RPP PJJ dapat dilaksanakan nantinya untuk pembelajaran. Fasda menambahkan bahwa RPP PJJ ini dapat diadopsi dan diadaptasi sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah. “Platform, media, sumber belajar yang mungkin berupa link-link maupun video, dapat dipilih, dikembangkan, dan disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing,” ujarnya.
Pertemuan terakhir, yaitu pada Senin (10/8), kegiatan yang dilakukan adalah simulasi RPP PJJ yang telah disusun pada pertemuan sebelumnya. Tiga orang peserta menyimulasikan pembelajaran jarak jauh sesuai skenario yang telah disusun pada RPPJJ, masing-masing mewakili kelas VII, VIII, dan IX. Setelah peserta memodelkan pembelajaran jarak jauh, diadakan pembahasan atau review terkait simulasi yang dipandu oleh Fasda Tanoto Foundation Rina Istiqomah Kustanti, M.Pd.
Dalam pembahasan dibicarakan tentang platform, unsur pembelajaran aktif, sampai pada penilaian yaitu mengarah pada LKPD yang PIT. Saat refleksi, Fasda menyimpulkan bahwa dengan skenario yang matang maka pembelajaran jarak jauh baik daring maupun luring dapat terlaksana dengan baik. “Semoga dengan kegiatan ini mampu menambah semangat kita dalam kondisi pandemi ini serta meningkatkan wawasan kita terkait PJJ dari penentuan platform sampai penyusunan RPP PJJ. Mari kita tingkatkan daya kreativitas dan inovasi kita dalam menghadapi pandemi ini, yang muara akhirnya profesionalitas kita tetap terjaga dan berimbas positif terhadap peserta didik,” tegasnya.