Sehubungan dengan banyaknya atensi dan animo guru Mapel Bahasa Indonesia SMP se-Kabupaten Wonogiri terkait dengan diberlakukannya Kurikulum Darurat di masa pandemi Covid-19, MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Wonogiri mengadakan pertemuan reguler. Pertemuan tersebut biasanya dilaksanakan tiap hari Kamis. Namun, kali ini pertemuan dilaksanakan pada Selasa, 25 Agustus 2020 pukul 08.00-10.30 WIB. Upaya ini ditempuh agar kegiatan tidak berbenturan dengan kegiatan MGMP di masing-masing subrayon. Kegiatan webinar yang digelar secara virtual ini menggunakan Microsoft Teams yang diikuti oleh seluruh guru Mapel Bahasa Indonesia SMP se-Kabupaten Wonogiri.
Adapun narasumber dalam kegiatan kali ini adalah Wakimin, S.Pd., M.Pd., Koordinator Pengawas SMP, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri yang membahas materi tentang Implementasi Kurikulum Darurat Masa Pandemi Covid-19.
Rangkaian acara kegiatan MGMP ini diawali dengan Pembukaan oleh host, Sriyono, M.Pd. yang juga Ketua MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Wonogiri, dilanjutkan dengan sambutan oleh Drs. Purwanto, M.Pd. selaku Koordinator MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Wonogiri, selanjutnya acara inti oleh Wakimin, S.Pd., M.Pd.
Kegiatan diawali dengan pembukaan oleh host, Sriyono, M.Pd. dengan menyampaikan rasa terima kasih kepada narasumber dan peserta meeting yang bisa bergabung pada kegiatan tersebut. Sriyono, M.Pd. selaku Ketua MGMP Bahasa Indonesia juga menyampaikan tujuan kegiatan, yakni agar bapak ibu guru peserta pertemuan dapat memahami lebih mendalam tentang Kurikulum Darurat Masa Pandemi Covid-19. Selanjutnya beliau berpesan agar peserta mengikuti acara sampai selesai dan bisa mengimplementasikan apa yang didapat dalam paparan materi.
Acara dilanjutkan dengan sambutan dan motivasi kepada para peserta oleh Drs. Purwanto, M.Pd. Inti sambutan yang disampaikan Koordinator MGMP Bahasa Indonesia tersebut adalah perlu kita memahami bersama tentang kurikulum kondisi darurat masa pandemi Covid-19, dan membaca Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 719/P/2020. Tetap semangat dalam kondisi apapun dan melaksanakan tugas dengan ikhlas.
Wakimin, S.Pd., M.Pd. mengawali paparan materi dengan menyampaikan berbagai kendala yang dihadapi oleh guru, orang tua, dan anak selama pembelajaran jarak jauh. Oleh karena itu, ada beberapa solusi yang bisa dilaksanakan untuk mengatasi kendala tersebut. Anak jangan terlalu stres atau terbebani tetapi juga tidak semaunya sendiri.
Ada dua implementasi kebijakan baru. Pertama, pembelajaran tatap muka zona hijau dan kuning. Kedua, kurikulum darurat dengan kondisi khusus. Sekolah diperbolehkan untuk menyelenggarakan kurikulum nasional atau berdasarkan kurikulum dengan KD yang terbatas, dan atau KD secara mandiri, tentunya dengan seizin dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Ketentuan kurikulum darurat tetap mengacu kurikulum nasional. Harapannya kurikulum darurat akan menjadi acuan kurikulum yang sederhana juga berkurangnya beban mengajar. Pemerintah juga memberi peraturan relaksasi beban guru, tidak harus 24 jam tatap muka dalam satu minggu bagi guru.
Selesai pemaparan materi dari narasumber, moderator membuka sesi tanya jawab untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan berbagai pertanyaan kepada narasumber baik secara langsung maupun melalui dengan menulis pesan (chat) dan diakhiri penutup. Selama berlangsungnya acara dipandu oleh moderator Rina Istiqomah Kustanti, M.Pd., guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 7 Wonogiri. Peserta kegiatan yang masuk dalam meeting room sejumlah 165 guru tetapi pada riil kehadiran peserta dimungkinkan melebihi dari jumlah tersebut, mengingat ada beberapa personal yang bergabung secara bersama-sama melalui tayangan lcd projector yang ada di ruang kantor sekolah.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Terungkap, ada kejenuhan dari anak didik atas kegiatan PJJ ini dan berharap agar secara bertahap dapat segera dilaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka. Demikian kata penanya Sumanto, S.Pd., seorang guru Bahasa Indonesia Wonogiri bagian selatan, SMP Negeri 1 Giritontro. Penanya berikutnya dari Dra. Dwi Rohmani, M.Pd. yang menyampaikan keluhan yang sama. Selanjutnya, Dra. Lilik Rusmiyatun, M.Pd. juga mengeluhkan kuota internet yang dialamai para siswa untuk pembelajaran daring. Beberapa penanya yang lainnya juga menyampaikan kendala yang dihadapi selama pelaksanaan PJJ.
Pada sesi akhir kegiatan, narasumber menyampaikan bahwa kita semua berharap dan berdoa semoga daerah kita segera menjadi zona hijau sehingga segera keluar dari pandemi Covid-19 dan pembelajaran dengan pembiasaan baru bisa berjalan normal dan lancar. Tambahan terakhir tentang pelaksanaan model penilaian tengah semester dan penilaian akhir semester.
Kegiatan diakhiri dengan pernyataan penutup, simpulan, dan sekaligus refleksi dalam rangka implementasi kurikulum di sekolah kita. Kita berusaha mengambil solusi dengan keadaan seperti ini. “Tetap semangat mengikuti pembalajaran dalam situasi pandemi covid-19,” demikian penutup dari narasumber.