Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Wonogiri menyelenggarakan kegiatan In 2 Diklat Fungsional Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) secara daring dengan aplikasi Microsoft Teams pada Kamis, 28 Juli 2022. Kegiatan ini diikuti 179 guru bahasa Indonesia SMP Kabupaten Wonogiri. Sebelum acara, Hery Susanto selaku Host menyapa para peserta yang masuk pada meeting room, selanjutnya acara dipandu Rina Istiqomah Kustanti yang bertugas sebagai moderator. Lagu Hymne Bahasa Indonesia diperdengarkan untuk mengawali kegiatan.
Saat laporan, Ketua MGMP Bahasa Indonesia SMP Kabupaten Wonogiri, Sriyono, menyampaikan betapa pentingnya Diklat Fungsional IKM yang harus dilaksanakan serentak di sekolah dan diharapkan peserta mampu menyiapkan perangkat pembelajaran IKM. Disampaikan juga bahwa Diklat Fungsional IKM ini menyatu dengan program EKKG setiap MGMP Subrayon yang pada tahun 2022 diprogramkan sebanyak 5 paket. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri, Gino menyampaikan pentingnya menyamakan persepsi tentang IKM yang tujuannya agar rapor mutu pendidikan Kabupaten Wonogiri meningkat. Berdasarkan data dari ANBK yang meliputi penilaian literasi, numerasi, karakter, dan survey lingkungan, nilai literasi ada di kompetensi minimal, sedangkan nilai numerasi masih dibawah kompetensi minimal. Gino juga mengatakan bahwa IKM adalah solusi atau jawaban untuk mengatasi rendahnya mutu pendidikan. Guru bahasa Indonesia harus menjadi leading sektor dalam meningkatkan literasi siswa yang dapat dicapai melalui pembelajaran IKM dan asesmen yang mengacu soal-soal ANBK. Beliau juga mengatakan bahwa dalam ANBK yang merupakan rangkuman semua mata pelajaran, bahasa Indonesia sangat dominan berperan, dapat dikatakan kalau bahasa lemah nilai tidak maksimal. Guru bahasa Indonesia bertanggungjawab akan hal ini.
Narasumber, Koordinator Pengawas SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri, Wakimin berpendapat bahwa IKM harus kita sikapi dengan bijak karena ada berbagai alternatif dalam perangkat ajar yang akan kita gunakan sesuai kondisi sekolah. CP dan ATP harus mengacu pada pedoman yang jelas dan runtut. Idealnya pembelajaran berdasarkan CP. Dalam sesi tanya jawab, Wakimin menyimpulkan jawaban dari beberapa pertanyaan yaitu, walaupun merdeka mengajar dan merdeka belajar hendaknya kita harus menyikapinya dengan persiapan yang maksimal, mudah dipahami dan fleksibel. Penerapan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila setiap tema dilaksanakan berbeda-beda disetiap sekolah dan harus sudah direncanakan sejak awal baik itu projeknya dan pembiayaannya. Disamping itu, pembelajaran dengan IKM diharapkan mampu menanamkan karakter tanggung jawab, kreatif, inovatif, disiplin.
Koordinator Pengawas SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri, Wakimin, menekankan betapa pentingnya membiasakan siswa untuk membaca dimana tujuan akhirnya adalah meningkatnya kompetensi literasi. Beliau juga menyampaikan bahwa struktur kurikulum merdeka terdiri atas pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila), dan ekstrakurikuler. Wakimin menyampaikan pentingnya membedah CP (Capaian Pembelajaran) menjadi ATP (Alur Tujuan Pembelajaran), dan TP (Tujuan Pembelajaran), Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila, dan pembelajaran paradigma baru, diferensiasi produk, konten, atau projek. Diklat IKM diakhiri dan ditutup oleh moderator dengan mengajak para peserta diklat untuk mempersiapkan diri melaksanakan kurikulum merdeka dengan semangat, sesuai kemampuan dan maksimalkan pertemuan MGMP untuk saling bertukar pengalaman serta jangan malu untuk saling berbagi dalam ilmu demi kemajuan dan peningkatan mutu pendidkan di Wonogiri.