Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) SMP Kabupaten Wonogiri bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri kembali menggelar workshop “Pencegahan dan Perlindungan Dini Kekerasan pada Perempuan dan Anak” (Senin, 1/3/2021). Kegiatan inservice ke-2 ini dilaksanakan secara virtual dengan memanfaatkan aplikasi Microsoft Teams mulai dari pukul 09.00 WIB dan berakhir pukul 12.15 WIB. Berbeda dengan kegiatan inservice pertama, pada kesempatan ini sebagian besar peserta dari guru bimbingan dan konseling. Sebanyak 120 guru aktif sebagai peserta workshop. Meskipun kegiatan inservice ke-2 ini tidak dilaksanakan dengan live streaming youtube, namun semangat peserta workshop tiada mengendor sampai akhir kegiatan. Hal ini dimungkinkan adanya rasa kepedulian dan tanggung jawab bersama.
Materi pertama disampaikan oleh Hardiyo, narasumber dari pengurus MGBK. Beliau memberikan wawasannya tentang silabus dan RPL Bimbingan Konseling yang merupakan salah satu implementasi program perlindungan dan pencegahan dini kekerasan terhadap perempuan dan anak secara keseluruhan. Diharapkan silabus dan RPL BK mampu dilaksanakan oleh guru BK sebagai pedoman dalam memberikan layanan kepada peserta didik. Di sisi lain merupakan kontribusi guru BK dalam upaya penekanan dini kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Materi kedua disampaikan oleh Korwas SMP, Wakimin. Narasumber kedua mengulas mengenai Permendikbud Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkuang Satuan Pendidikan. Diharapkan semua sekolah memiliki pedoman operasional standar pelaksanaan peraturan tersebut.
Materi ketiga disampaikan oleh Hartanto selaku Ketua MKKS SMP Kabupaten Wonogiri yang sedikit banyak mengulas keberadaan sarana prasarana atau fasilitas yang dimiliki sekolah sebagai bentuk kegiatan perlindungan perempuan dan anak. Sejalan dengan tujuan sekolah ramah anak dan kegiatan adiwiyata di sekolah. Kedua hal ini mampu bersinergi dalam upaya pencegahan dan perlindungan kekerasan pada anak dan perempuan.
Materi keempat Retno Puspitorini, Kabid PTK Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wonogiri yang memberikan apresiasi positif pada workshop yang selama ini dilakukan. Selain itu arahan yang intinya bahwa kegiatan ini akan ditindak lanjuti dengan program-program jangka panjang. Dalam hal ini beliau menegaskan perlunya saling kolaborasi antar berbagai pihak, agar tujuan utama yaitu pencegahan dini kekerasan terhadap perempuan dan anak bisa tercapai.
Materi kelima disampaikan oleh Tarmo Gholik, Kasi PTK SMP. Dalam paparannya, dijelaskan langkah dan peran guru BK dalam memberikan pelayanan terkait perlindungan terhadap anak. Dimulai dari menyusun program terarah dan terukur yang terintegrasi dalam action plan dan RPL. Membuat papan informasi forum anak dilengkapi dengan call center. Layanan advokasi oleh guru BK berupa tindakan pendampingan apabila mendapati peserta didik sebagai korban. Menyusun SOP di masing-masing sekolah dan implementasinya serta monitoring dan evaluasi pelaksanaan program.
Akhirnya kegiatan workshop ditutup oleh MC pada pukul 12.15 menit. Adapun kegiatan tindak lanjut dalam waktu dekat akan segera direalisasikan.