Kupas Pembelajaran Diferensiasi Kurikulum Merdeka, MGMP IPA SR 04 Jatisrono Gelar KKG Luring

MGMP IPA Subrayon 04 Jatisrono kembali sukses melaksanakan KKG secara luring untuk kedua kalinya. Kegiatan ini merupakan KKG paket 4 In service 2 dilaksanakan secara luring di SMP Negeri 2 Jatisrono dari jam 09.00-12.00 WIB.  Kegiatan ini  dihadiri guru IPA Subrayon 04 Jatisrono sejumlah 30 peserta. Narasumber kegiatan ini adalah Ais Widayanti guru SMP Negeri 1 Wonogiri dan Tri Wiyono Budi Santoso guru SMP Negeri 4 Jatisrono bertugas sebagai pemandu kegiatan sekaligus moderator.

Pertemuan KKG ini diawali dengan pembukaan, dilanjutkan dengan sambutan-sambutan. Ketua MGMP Subrayon 04  Jatisrono, Agung Widodo dari SMP Negeri 3 Jatisrono menyampaikan apresiasi kepada peserta yang sudah bersedia meluangkan waktu meskipun disibukkan dengan kegiatan-kegiatan HUT RI di sekolah masing-masing, sekaligus mengingatkan bahwa KKG tinggal 1 paket lagi yaitu paket 5. Ditegaskan pula mengenai tagihan-tagihan pada setiap paket untuk segera diselesaikan. Sambutan kedua dari  Koordinator MGMP IPA Subrayon 04 Jatisrono, Joko Dwi Suranto, mengajak untuk tetap semangat sekalipun saat ini banyak dari gura-guru IPA yang mengajar mata pelajaran lainnya, salah satu contoh misalnya mengajar prakarya karena kekurangan guru dalam bidangnya. Beliau menegaskan komunitas guru IPA haruslah tetap saling memotivasi sehingga perubahan-perubahan apapun yang terjadi, guru IPA selalu bisa dan mudah untuk beradaptasi.

Ais widayanti, selaku narasumber mengawali dengan menjelaskan bahwa materi kali ini merupakan lanjutan dari materi pada KKG paket 4 In service 2. Materi kali ini mengupas tuntas tentang apa saja yang mesti ada dalam modul ajar. Narasumber menjelaskan melalui tayangan PPT tentang pembelajaran diferensiasi. Ada tiga aspek yang menjadi penekanan dalam pembelajaran diferensiasi yaitu kesiapan belajar (readiness) murid, minat murid, dan profil belajar murid. Secara lebih jelas ketiganya tertuang dalam diferensiasi konten, produk, dan proses. Selain pembelajaran diferensiasi, narasumber juga menjelaskan pembelajaran sosial emosional atau dikenal PSE yaitu pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh komunitas sekolah. Proses kolaborasi ini memungkinkan anak dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.  Teknik pembelajaran yang bermanfaat dalam membangun kesadaran penuh (mindfulness), meredakan ketegangan, mengembalikan dan membangun fokus murid. Beliau menyebutnya teknik STOP (Stop, Take a deep Breath, Observe, dan Proceed).

Peserta makin jelas setelah melaksanakan praktik secara berkelompok dengan menganalisis suatu RPP sesuai dengan bagian-bagiannya. Window shoping menjadi model presentasi menjadikan kegiatan ini menambah semangat dari peserta KKG dan juga peserta makin mudah dalam memahami materi yang disampaikan oleh narasumber. Kegiatan ini pun diwarnai dengan tanya jawab hingga peserta makin jelas dalam memahami tentang pembelajaran diferensiasi sebagai penekanannya.

Setelah kegiatan ini ditutup dengan closing statement dari narasumber, yang mengatakan  bahwa di tengah dinamika dunia pendidikan yang selalu mengalami perubahan seorang pendidik harus selalu punya semangat untuk belajar bukan hanya siswa yang terus belajar. Para pendidik juga harus terus belajar dan beliau mengajak “Mari berproses, jangan protes pada proses”. Selanjutnya kegiatan diakhiri dengan doa bersama.