
KKG Gugus Sudirman merupakan salah satu kelompok kerja yang terdiri dari guru kelas yang ada di Kecamatan Paranggupito. Diadakannya KKG pada Gugus Sudirman ini bertujuan untuk berdiskusi, menampung dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran. Kegiatan KKG Gugus Sudirman bertempat di SD Negeri 1 Sambiharjo dengan agenda Program Guru Penggerak bertujuan sebagai sarana diskusi yang berkaitan dengan Program Guru Penggerak pada Sabtu (13/5/2023).
Eko Eriyanto, selaku Ketua KKG menyampaikan laporan bahwa kegiatan ini dilaksanakan secara rutin di Gugus Sudirman. Kegiatan KKG ini sebagai sarana diskusi bersama anggota Gugus Sudirman tentang Program Guru Penggerak. Harapannya kegiatan KKG ini terlaksana dengan lancar dan nantinya memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan termotivasi untuk mengikuti Program Guru Penggerak.
Supadmi, sebagai narasumber menyampaikan informasi tentang Program Guru Penggerak khususnya pada materi alur pembelajaran Guru Penggerak dan pembelajaran berdiferensiasi. Guru Penggerak merupakan program yang diluncurkan oleh Kementrian Pendidikan untuk membentuk seorang guru menjadi pemimpin pembelajaran. Program guru penggerak ini dilaksanakan secara daring melalui LMS yang terdiri dari lokakarya, video converence dan pendampingan. Dalam program guru penggerak terdapat alur yang disebut alur merdeka. Alur Belajar MERRDEKA merupakan akronim dari Mulai dari Diri, Eksplorasi Konsep, Ruang Kolaborasi, Refleksi Terbimbing, Demonstrasi Kontekstual, Elaborasi Pemahaman, Koneksi Antar Materi, dan Aksi Nyata.
Kegiatan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik apabila mampu merencanakan pengajaran dengan baik, serta dapat menggunakan pendekatan (model pembelajaran) yang tepat. Sehingga dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Dalam hal ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Life Skill dengan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang menyesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik. Guru memfasilitasi peserta didik sesuai dengan kebutuhannya, karena setiap peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak dapat memberikan perlakuan yang sama. Ketika menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, guru perlu mempertimbangkan tindakan yang masuk akal untuk diambil kemudian, karena pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti memperlakukan atau bertindak secara berbeda untuk setiap peserta didik untuk belajar, juga tidak berarti bahwa peserta didik yang cerdas dibandingkan dengan peserta didik yang kurang cerdas dalam pembelajaran berdiferensiasi. Ciri – ciri pembelajaran berdiferensiasi ini antara lain: lingkungan belajar yang mengundang peserta didik untuk belajar, kurikulum dengan tujuan pembelajaran yang jelas, penilaian berkelanjutan, guru tanggap terhadap kebutuhan belajar peserta didik, dan pengelolaan kelas yang efektif.