KKG Gugus Jenderal Sudirman Kecamatan Wuryantoro Gelar Kegiatan “Merdeka Belajar Melalui Inovasi Pembelajaran”

Pemerintah  melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-ristek) melakukan reformasi sistem pendidikan dengan mengeluarkan kebijakan “Merdeka Belajar’. Adapun pokok kebijakan tersebut adalah merubah USBN menjadi ujian (asesmen) berbentuk tes tertulis yang lebih komprehensif, seperti portofolio dan penugasan kelompok atau karya tulis, UN diubah menjadi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter (dilakukan pada siswa kelas 5, 8, dan 11), format RPP 1 lembar dengan kebebasan pengembangan yang dilakukan oleh guru, serta PPDB Zonasi. Kebijakan ini pun menekankan pada pengembangan minat dan bakat siswa, sehingga guru didorong untuk berinovasi dalam pembelajaran dengan metode berbasis projek yang dapat memicu kreativitas siswa. Maka dari itu Kelompok Kerja Guru Gugus Jendral Sudirman pada hari Sabtu 5 Maret 2022 mengadakan kegiatan dengan judul “Merdeka Belajar Melalui Inovasi Pembelajaran” dengan pembicara Giri Wahyuningsih. Kegiatan ini berlangsung di Aula SD Negeri 1 Wuryantoro dengan memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku.

Kegiatan dibuka oleh perwakilan K3S Warinem, beliau menyampaikan pada kesempatan hari ini patut disyukuri karena merupakan kegiatan yang dinantikan sebagai sarana untuk penyampaian informasi terbaru, saling membagi pengalaman, pengetahuan, dan tempat untuk bersilaturahmi. Kegiatan KKG ini juga dijadikan sebagai sarana untuk merubah pola pikir dalam hal pembelajaran yang sekarang sudah digital. Disampaikan pula dengan narasumber yang luar biasa hari ini yaitu Giri Rahayuningsih yang merupakan salah satu guru penggerak di Kecamatan Wuryantoro, dimana ilmu pengetahuan dan pengalamannya dapat disebar luaskan ke guru-guru yang lain. Harapannya kedepan muncul banyak guru penggerak agar dapat memajukan pendidikan di Kecamatan Wuryantoro. Kegiatan hari ini juga dijadikan sebagai momen pergantian pengurus KKG, dengan ketua yang baru yaitu Anis Ayu Agustin dari SD Negeri 4 Gumiwang.

Giri Rahayuningsih memberikan motivasi bahwa jangan takut untuk mengikuti program Guru Penggerak karena banyak sekali pengalaman dan ilmu pengetahuan baru yang didapatkan selama mengikuti program tersebut. Merdeka belajar pada kegiatan hari ini adalah khusus bagi siswa. Sebelum memasuki materi Giri Rahayuningsih memberikan ice breaking berupa menyanyi “Topi Saya Bundar” dengan menghilangkan beberapa kata yang ada didalam liriknya. Pada materi yang disampaikan bahwasannya guru harus berpegangan dan berpedoman pada semboyan Ki Hadjar Dewantara yaitu, Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani (Di Depan Menjadi Teladan, Di Tengah Membangun Karsa, Di Belakang Memberikan Dorongan). Semboyan inilah yang menjadi dasar bagi guru dalam mengembangkan pembelajaran bagi siswa. Guru dijadikan sebagai pedoman, membangun karsa, dan memberikan dorongan bagi siswa dalam hal mengembangkan minat dan bakat.

Giri Rahayuningsih menjelaskan lebih lanjut bahwasannya Merdeka Belajar bagi siswa berarti memberikan hak belajar bagi siswa. Hak belajar ini adalah hak mengembangkan minat dan bakatnya, mendapatkan kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman baru, mendapatkan pendidikan yang berkualitas. Maka dari itulah guru mempunyai tugas untuk menjadi pamong. Dijelaskan lebih lanjut bahwasannya guru tidak boleh memaksakan kehendaknya pada siswa untuk menguasai semua mata pelajaran yang ada, guru semestinya mendukung minat dan bakat siswa. Sebagai contoh apabila siswa berminat pada olahraga dan lemah pada mata pelajaran matematika maka guru seharusnya menciptakan metode dan strategi yang disesuaikan dengan minat siswa. Karena minat siswa adalah olahraga maka mata pelajaran matematika dikolaborasikan dengan aktivitas fisik berupa olahraga ringan.

Dari contoh diatas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwasannya inovasi pembelajaran harus menyesuaikan kondisi siswanya agar pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas dapat terlaksana. Adanya inovasi pembelajaran tersubut juga sebagai upaya guru dalam mengembangkan minat dan bakat siswa. Sebagai perumpamaan bahwa guru adalah petani yang menggarap sawah atau lahan (sekolah), dimana sawah atau lahan tersebut akan ditanami biji atau bibit (siswa), dan diolah dengan berbagai teknik (metode dan strategi pembelajaran. Perumpamaan tersebut mengisyaratkan bahawa guru berperan penting dalam pengembangan kemampuan siswa.