SMP Negeri 2 Girimarto kembali tunjukkan inovasi pembelajaran. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah Pembelajaran Kooperatif Tipe BIDAK (Bantuan Individu dalam Kelompok). Inovasi ini dilatarbelakangi kemampuan siswa dalam menulis cerpen tergolong rendah.
Menurut inovator BIDAK, Asih Dwi Harjani, rendahnya kemampuan menulis cerpen diketahui setelah dilakukan observasi awal terhadap siswa. “Dari hasil observasi awal, rata-rata kemampuan siswa menulis cerpen yaitu 61,86 sedangkan KKM (kriteria ketuntasan minimal) yang ditetapkan 75,” ujar Asih.
Asih menambahkan, rendahnya kemampuan siswa dalam menulis cerpen itu disebabkan keterbatasan ide dan kurangnya wawasan siswa, sehingga isi karangan cerpen siswa masih dangkal dan temanya kurang menarik. Selain itu, menurut Asih, kurangnya pemahaman siswa tentang beragam pola karangan serta cara-cara di dalam pengembangannya turut menjadi penyebab.
“Kegiatan menulis cerpen juga hanya dilakukan siswa saat diberi tugas oleh guru. Ini juga menjadi penyebab rendahnya kemampuan menulis siswa,” tegas Asih.
Asih melakukan inovasi Pembelajaran Kooperatif Tipe BIDAK sebagai solusi yang dilakukan. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan minat dan keterampilan menulis cerpen.
Ditemui di sela kesibukan, Kepala SMPN 2 Girimarto, Agus Dwianto, menyatakan bahwa inovasi pembelajaran yang dilakukan ini memberi manfaat besar. Agus menjelaskan, manfaat bagi guru dari inovasi ini adalah dapat menjadi strategi alternatif bagi guru dalam mengaktifkan siswanya.
“Inovasi ini juga bermanfaat bagi siswa, inovasi ini mampu memberdayakan potensi terkait dengan peningkatan kemampuan menulis dalam pembelajaran bahasa, khususnya pada aspek menulis cerpen. Selain itu siswa juga menjadi lebih berkembang sesuai dengan kecepatan intelektual mereka masing-masing terutama yang berkaitan dengan menulis.” pungkas Agus. (AD)