Bumikan Alquran, SMPN 1 Baturetno Luncurkan Inovasi PETA

Salah satu problematika anak yang memasuki jenjang SMP atau masa remaja adalah enggan untuk mengaji. Budaya membaca Alquran mulai memudar. Banyak remaja yang lebih memilih membuka ponselnya daripada membuka Alquran. Menyikapi realita ini, SMP Negeri 1 Baturetno berinovasi dengan meluncurkan program pembiasaan membaca atau tartil Alquran. Inovasi ini dikenal dengan nama PETA, yaitu Pembiasaan Tartil Alquran SMP Negeri 1 Baturetno.

Atik Dwi Pujihastuti, pembina kegiatan PETA, menjelaskan bahwa pembiasaan dilakukan sebagai upaya praktis dalam pembinaan dan pembentukan karakter anak. Guru PAIdBP ini menyatakan hasil dari pembiasaan yang dilakukan pendidik adalah terciptanya suatu kebiasaan. Dengan adanya PETA, peserta didik akan terbiasa membaca Alquran secara otomatis, tanpa disuruh oleh guru dan akan berlaku begitu saja tanpa dipikirkan lagi oleh peserta didik. Siti Safuroh, Kepala SMP Negeri 1 Baturetno, menambahkan program PETA ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca dan meningkatkan  motivasi belajar peserta didik dalam memahami Alquran.

Mengingat pelaksanaan pembelajaran saat ini masih terbatas, pelaksanaan PETA di SMP Negeri 1 Baturetno juga digelar terbatas. Yakni dengan menerapkan pembelajaran tatap muka dan pembelajaran jarak jauh atau sering disebut dengan blended learning.

Saat pembelajaran tatap muka, peserta didik dipandu langsung oleh guru agama Islam di kelas. Adapun saat pembelajaran jarak jauh, guru memanfaatkan fasilitas berupa website khusus PETA yang disediakan oleh pihak sekolah. Atik Dwi Pujihastuti, penanggung jawab program PETA mengemukakan bahwa dengan mengakses website tersebut, peserta didik dapat mengikuti kegiataan PETA dengan mudah dan lengkap. Selain mudah diakses, website tersebut juga memuat kumpulan surat dan ayat-ayat pilihan, kaidah-kaidah membaca Alquran, link yang bisa digunakan oleh guru dan peserta didik untuk melakukan meeting atau video conference, serta terdapat pula video pembelajaran tartil Alquran.

Adanya keterpaduan pembiasaan tartil Alquran, antara pembelajaran tatap muka di kelas dan dengan  pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan fasilitas online, menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien serta proses pembiasaan yang haromis.